Hari yang penuh kemuliaan dan
diagungkan di dalam Islam. Tahukah kita apa saja yang terdapat di
dalamnya? Berikut ini beberapa keutamaan yang terdapat di dalam
hari Jum'at.
Hari jum’at adalah sayyidul ayyaam (pemimpin hari) dan hari
yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Pada hari itu terdapat lima kejadian yang besar, yaitu
diciptakannya Adam, diturunkannya ke bumi, dan diwafatkannya,
pada hari itu terdapat satu waktu mustajabah untuk berdoa yang
pasti dikabulkan, dan pada hari Jum’at pula kiamat akan terjadi.
Oleh karenanya, pada hari tersebut para malaikat, langit, bumi,
angin, gunung, dan lautan merasa khawatir di hari Jum’at (akan
terjadi kiamat).
Hari jum’at adalah sayyidul ayyaam (pemimpin hari) dan hari
yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Subhanahu
wa Ta'ala.
Ringkasnya, hari Jum’at memiliki keutamaan yang tidak dimiliki
hari lain. Kedudukannya di bandingkan dengan hari lain, seperti
bulan Ramadlan terhadap bulan yang lain dan waktu ijabah doa
pada hari itu sebagaimana lailatul qadar pada bulan Ramadlan.
Hari Jum’at menjadi cermin bagi kualitas amal sepekan seorang
hamba, sebagaimana Ramadlan yang menjadi cerminan amal
setahunnya. Jika amalnya pada hari Jum’at tersebut baik, seolah-
olah menggambarkan amalnya pada pekan tersebut juga baik.
Sebagimana Ramadlan, jika ibadah di dalamnya baik, baik pula
amalnya pada tahun tersebut, begitu juga sebaliknya.
Jika amalnya pada hari Jum’at tersebut baik, seolah-olah
menggambarkan amalnya pada pekan tersebut juga baik.
Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat ibadah yang wajib dan
sunnah yang tak diperoleh di selainnya. Di antaranya shalat Jum’at,
bersuci dan memakai wewangian dan pakaian terbagus yang
dimiliki ketika menghadiri jum’atan, membaca surat Al Kahfi,
bershalawat untuk Rasulullah, dan amal-amal shalih lainnya.
Karenanya, seorang hamba hendaknya menjadikan hari Jum’at
sebagai hari ibadah dan meliburkan diri dari kegiatan duniawi,
bukan hari Ahad yang menjadi hari ibadah orang Nashrani.
Karenanya, seorang hamba hendaknya menjadikan hari
Jum’at sebagai hari ibadah dan meliburkan diri dari kegiatan
duniawi,
bukan hari Ahad yang menjadi hari ibadah orang Nashrani.
Di hari Jum’at ada penghapusan dosa
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Salman dia
berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadaku,
“apakah kamu tahu hari Jum’at itu?” aku menjawab, “hari Jum’at
adalah hari Allah mengumpulkan Nabi Adam.” Beliau menjawab,
ﻲِّﻨِﻜَﻟ ﻱِﺭْﺩَﺃ ﺎَﻣ ُﻡْﻮَﻳ ِﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ ﺎَﻟ
ُﺮَّﻬَﻄَﺘَﻳ ُﻞُﺟَّﺮﻟﺍ ُﻦِﺴْﺤُﻴَﻓ ُﻩَﺭﻮُﻬُﻃ َّﻢُﺛ
ﻲِﺗْﺄَﻳ َﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ ُﺖِﺼْﻨُﻴَﻓ ﻰَّﺘَﺣ َﻲِﻀْﻘَﻳ
ُﻡﺎَﻣِﺈْﻟﺍ ُﻪَﺗﺎَﻠَﺻ ﺎَّﻟِﺇ َﻥﺎَﻛ ًﺓَﺭﺎَّﻔَﻛ ُﻪَﻟ ﺎَﻣ
ُﻪَﻨْﻴَﺑ َﻦْﻴَﺑَﻭ ِﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ ِﺔَﻠِﺒْﻘُﻤْﻟﺍ ﺎَﻣ
ْﺖَﺒِﻨُﺘْﺟﺍ ُﺔَﻠَﺘْﻘَﻤْﻟﺍ
“Tapi aku mengetahui apa hari jum’at itu. Tidaklah seseorang
menyempurnakan bersucinya, lalu mendatangi shalat Jum’at,
kemudian diam hingga imam selesai melaksanakan shalatnya,
melainkan akan menjadi penghapus dosa antara Jum’at itu dengan
Jum’at setelahnya, jika dia menjauhi dosa besar.”
. . . kemudian diam hingga imam selesai melaksanakan
shalatnya, melainkan akan menjadi penghapus dosa antara
Jum’at itu dengan Jum’at setelahnya, jika dia menjauhi dosa
besar.”
Masih dalam Al Musnad, dari Atha' al Khurasani, dari Nubaisyah al
Hudzaliy bahwa dia meriwayatkan dari Rauslullah shallallahu 'alaihi
wasallam, "Bahwasanya jika seorang muslim mandi pada hari
Jum'at, lalu datang ke masjid dan tidak menyakiti seseorang; dan
jika dia mendapati imam belum datang di masjid, dia shalat
hingga imam datang; dan jika ia mendapati imam telah datang, dia
duduk mendengarkan khutbah, tidak berbicara hingga imam
selesai melaksanakan khutbah dan shalatnya. Maka (balasannya)
adalah akan diampuni semua dosa-dosanya pada Jum'at tersebut
atau akan menjadi penebus dosa Jum'at sesudahnya."
Dari Abu Darda', Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
ْﻦَﻣ َﻞَﺴَﺘْﻏﺍ َﻡْﻮَﻳ ِﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ َﺲِﺒَﻟَﻭ ُﻪَﺑﺎَﻴِﺛ
َّﺲَﻣَﻭ ﺎًﺒﻴِﻃ ْﻥِﺇ َﻥﺎَﻛ ُﻩَﺪْﻨِﻋ َّﻢُﺛ ﻰَﺸَﻣ ﻰَﻟِﺇ
ِﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋَﻭ ُﺔَﻨﻴِﻜَّﺴﻟﺍ ْﻢَﻟَﻭ َّﻂَﺨَﺘَﻳ
ﺍًﺪَﺣَﺃ ْﻢَﻟَﻭ ِﻩِﺫْﺆُﻳ َﻊَﻛَﺭَﻭ ﺎَﻣ َﻲِﻀُﻗ ُﻪَﻟ َّﻢُﺛ
َﺮَﻈَﺘْﻧﺍ ﻰَّﺘَﺣ َﻑِﺮَﺼْﻨَﻳ ُﻡﺎَﻣِﺈْﻟﺍ َﺮِﻔُﻏ ُﻪَﻟ
ﺎَﻣ َﻦْﻴَﺑ ِﻦْﻴَﺘَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ
"Siapa mandi pada hari Jum'at, lalu memakai pakaiannya (yang
bagus) dan memakai wewangian, jika punya. Kemudian berjalan
menuju shalat Jum'at dengan tenang, tidak menggeser seseorang
dan tidak menyakitinya, lalu melaksanakan shalat semampunya,
kemudian menunggu hingga imam beranjak keluar, maka akan
diampuni dosanya di antara dua Jum'at." (HR. Ahmad dalam
Musnadnya)
Dalam Shahih Al Bukhari, dari Salman radliyallah 'anhu, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
ﺎَﻟ ُﻞِﺴَﺘْﻐَﻳ ٌﻞُﺟَﺭ َﻡْﻮَﻳ ِﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ
ُﺮَّﻬَﻄَﺘَﻳَﻭ ﺎَﻣ َﻉﺎَﻄَﺘْﺳﺍ ْﻦِﻣ ٍﺮْﻬُﻃ ُﻦِﻫَّﺪَﻳَﻭ
ْﻦِﻣ ِﻪِﻨْﻫُﺩ ْﻭَﺃ ُّﺲَﻤَﻳ ْﻦِﻣ ِﺐﻴِﻃ ِﻪِﺘْﻴَﺑ َّﻢُﺛ
ُﺝُﺮْﺨَﻳ ﺎَﻠَﻓ ُﻕِّﺮَﻔُﻳ َﻦْﻴَﺑ ِﻦْﻴَﻨْﺛﺍ َّﻢُﺛ
ﻲِّﻠَﺼُﻳ ﺎَﻣ َﺐِﺘُﻛ ُﻪَﻟ َّﻢُﺛ ُﺖِﺼْﻨُﻳ ﺍَﺫِﺇ
َﻢَّﻠَﻜَﺗ ُﻡﺎَﻣِﺈْﻟﺍ ﺎَّﻟِﺇ َﺮِﻔُﻏ ُﻪَﻟ ﺎَﻣ ُﻪَﻨْﻴَﺑ
َﻦْﻴَﺑَﻭ ِﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ ﻯَﺮْﺧُﺄْﻟﺍ
“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci
semampunya, berminyak dengan minyaknya atau mengoleskan
minyak wangi yang di rumahnya, kemudian keluar (menuju
masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang
duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang
sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan dengan
seksama ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-
dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at
berikutnya.” (HR. Bukhari)
bahwa pengampunan dosa dari satu Jum'at ke Jum'at
berikutnya memiliki syarat. Yaitu dengan melaksanakan
amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits, antara lain
mandi, . . .
*Keterangan: bahwa pengampunan dosa dari satu Jum'at ke
Jum'at berikutnya memiliki syarat. Yaitu dengan melaksanakan
amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits, antara lain mandi,
membersihkan diri, memakai minyak atau wewangian, memakai
pakaian terbagus, berjalan ke masjid dengan tenang, tidak
melangkahi dan memisahkan antara dua orang yang duduk
bersebelahan, tidak menyakitinya, shalat nafilah, tidak bicara dan
tidak melakukan sesuatu yang sia-sia selama khutbah hingga
selesai shalat. Dan masih ada satu syarat lagi, yaitu selama dia
tidak melakukan dosa besar di hari itu. (PurWD/voa-islam.com)
Keajaiban Jihad Palestina
Thursday, February 03, 2011 7:56 PM
JAKARTA (voa-islam.com) – Semasa hidupnya, almarhumah
Imanda Amalia pernah membagi pengalamannya ketika bertugas
di Jabaliya, Palestina, bulan Juli 2010 lalu. Pengalaman berharga itu
juga disebarkan ke group Facebook milik Science of Universe,
Kamis (3/2/2011) siang.
Inilah catatan Imanda Amalia dari Gaza Strip:
Jabaliya, Gaza Strip 7:48:27 AM | Thu, Jul 15, 2010
SubhanALLAH..... SubhanALLAH... SubhanALLAH...
Hanya itu yang tlontar dari lisanku saat melihat kejadian yang
membuatku tak mempercayai apa yg ku lihat.
Pagi ini setelah sholat subuh aku sedang menyapa teman dan
orang tcinta lewat chatting. Tiba aku dtugaskan untuk berangkat ke
al Awda Maternity Hospital untuk sectio. Sekitar 2 km dari Mess.
Dalam pjalananku menuju kesana aku melihat anak laki berlarian
dgn batu d tangan mereka. Aaaaaahhh lagi intifadhah, masih pagi
mereka sudah berusaha menghalau para pencuri tanah air mereka
itu dgn batu ....
Awalnya ku lihat tentara itu diam saja menghindar, namun tiba
mereka memberondongkan senjatanya ke arah anak
Berlarian mereka mencoba menyelamatkan diri sambil terus
melempari para tentara itu dgn batu.
SubhanALLAH....
Tiba aku melihat hijab putih besar melingkupi anak tsb ... Seperti
kabut tipis berwarna putih membentuk kubah yang melindungi
anak tsebut. Jarak mereka begitu dekat dengan tentara yg
mengejar mereka namun para tentara itu spt tdk dapat melihat
mereka dan kehilangan arah. Sementara anak itu sama sekali tdk
tsentuh peluru
Gemetar tubuhku melihat keajaiban itu tjadi langsung d depan
mataku. Aku katakan pada Abdullah driver kami apakah dia juga
melihat hijab itu ?
“ Yes Doc, God always give the hand here.... “ ALLAHu Akbar ...
ALLAHu akbar..... Kelu lidahku, tubuhku bgetar..... Aku
menyaksikannya langsung Aku melihat langsung kuasanya.
SubhanALLAH ............" [taz/inl]